KUNJUNGAN DI KELOMPOK TANI LENGO - SINDANG KASIH
Dalam rangka memperluas jaringan kemitraan
di Kabupaten Majalengka, Agroniaga bersama Dinas Hutbun Nak Kabupaten
Majalengka pada tanggal 24 Februari 2016 yang lalu, melakukan kerjasama
pemetaan potensi pengembangan ternak domba di Kelompok Tani Lengo Desa
Sindangkasih Kecamatan Majalengka. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya terobosan
untuk melakukan diversifikasi usaha ternak bagi masyarakat khususnya anggota
kelompok Tani Lengo.
Dijelaskan oleh Didik Rohadi, manager pusat
pemasaran dan pengembangan bisnis masyarakat Agroniaga, kegiatan ini merupakan
bentuk komitmen Agroniaga dalam rangka ikut menumbuhkan iklim kemandirian dan produktivitas
usaha bagi masyarakat. “Upaya ini menjadi moment penting, karena dalam
kesempatan ini terjadi sinergi antara pemerintah, sector privat dan masyarakat
dalam mengatasi masalah keusahaan masyarakat, sekaligus memaksimalkan potensi dan
peran masing-masing pihak dalam mengembangkan usaha disektor ternak berbasis
masyarakat”, jelasanya.
Menurut Pak Nanang, staff Dinas Hutbun Nak,
kelompok Tani Lengo berawal dari Gapoktan yang kemudian dibentuk menjadi
kelompok ternak sapi. Di samping potensi wilayah sindangkasih memiliki
ketersediaan rumput yang masih cukup banyak serta didukung berkembangnya pertanian jagung yang dikelola
oleh petani di wilayah tersebut, pembentukan kelompok ternak sapi ini juga
merupakan salah satu strategi pemerintah dalam rangka menciptakan sentra ternak
sapi di kabupaten Majalengka.
Namun demikian, keberhasilan kelompok dalam
mengembangkan ternak sapi bukan tanpa masalah. Ternak sapi memiliki masa panen
yang panjang, sementara peternak membutuhkan pemasukan yang lebih runtin untuk
setiap bulannya dalam rangka memenuhi kebutuhan kesaharian mereka. “Oleh sebab
itu, kita ingin menggandeng Agroniaga dalam rangka melakukan diversifikasi
usaha sapi ini dengan usaha ternak domba. Sehingga dimungkinkan terdapat
percepatan hasil panen yang bisa dinikmati oleh para peternak sebelum ia bisa
menikmati hasil panen ternak sapinya”, ungkap Pak Nanang.
Dalam kesempatan itu, di samping dilakukan peninjauan lokasi kandang, juga dilakukan dialog dengan anggota kelompok tentang konsep kemitraan ternak domba yang menjadi program andalan Agroniaga. Menurut Dudung Abdul Majid, Staff bagian reproduksi dan kesehatan ternak Agroniaga, pada prinsipnya pemeliharaan ternak sapi dan domba yang dikelola secara bersamaan tidaklah mengandung masalah. “Yang perlu disadari oleh petani di sini hanyalah, bagaimana petani dapat mengatur waktu dan tenaganya untuk mengurus ternak mereka sehingga tidak ada yang terbengkelai” jelas Dudung di sela-sela peninjauan calon kandang domba milik kelompok.
Ditambahkan pula oleh Pak Nanang, bahwa 24
anggota yang tergabung dalam kelompok tani lengo, adalah masyarakat tani-ternak
yang sudah dibina dan terbukti memiliki tingkat keseriusan berusaha yang sangat
baik. Sejak mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah sekitar 4 tahunan yang
lalu, saat ini kelompok ini telah mampu secara mandiri membeli tanah sendiri
dari hasil ternak mereka untuk memperluas area kandang kelompok”, ungkap Nana.
“Dan sudah saatnya, masyarakat tidak lagi menggantungkan bantuan pemerintah
khususnya bantuan berupa ternak. Karena pada saat ini, kebijakan bantuan berupa
pemberian ternak sudah ditiadakan. Bantuan pemerintah lebih diarahkan pada
bantuan pendampingan, obat-obatan dan perawaratan kesehatan ternak. Oleh sebab
itu, kehadiran Agroniaga bisa menjadi solusi dalam hal ini.
“Dalam kemitraan ini, tidak ada kata
bantuan pemerintah bersifat hibah, tetapi ini adalah bantuan modal usaha yang
harus dipertanggung jawabkan, karena Agroniaga bukanlah pemerintah. Dinas tidak
akan meminta apa-apa kepada kelompok, namun dinas malahan akan tetap ikut
mengawasi dan memberikan bantuan yang berkait dengan masalah kesehatan ternak”,
tambah Pak Nanang dalam dialog dengan anggota kelompok Tani Lengo pada saat itu.
Komentar
Posting Komentar