Mencari Terminologi Lain Tentang Bantuan Usaha Ternak Domba

Siapa yang lemah, sehingga layak dibantu? 
Dan siapakah yang kuat sehingga menjadi wajib membantu?

Di ketika hari, saya mencoba mendatangi sekalian silaturahmi pada salah seorang sahabat, yang memiliki jabatan puncak di sebuah kantor pemerintahan yang mengelola pasar skala regional di propinsi Jawa Barat, hanya skedar untuk meminta surat-surat kelengkapan administrasi untuk perjalanan saya ke bandung dan bogor untuk kepeningan droping domba.Dan saya menemukan kemesraan dalam perjumpaan itu. Singkat cerita, saya meminta dan ia memberinya surat-surat kelengkapan tersebut.

Di sela-sela saya menunggu pembuatan surat-surat itu, ada banyak obrolan, dari yang basa-basi sampai dengan yang semi-semi serius. "Bagaimana jika area pasar ini, bisa dimanfaatkan untuk kandang-kandang penampungan, mengingat luasnya area dan ketersediaan pakan yang cukup di sini, serta dukungan rumah pemotongan yang tersedia dan mewadahi. Sehingga peternak/pedagang lebih ada kemudahan untuk mengurus domba dan menjualnya", begitu kira-kira inti orbrolan yang ditawarkan. "Sungguh menarik" begitu jawabku.

Dalam percakapan kala itu, kira-kira ada 2 hal subtasial yang sesungguhnya sedang kami bicarakan. Pertama, sahabatku menawarkan bantuan atau fasilitas kemudahan bagi saya untuk memanfaatkan area pasar yang luas untuk kandang penampungan . Atau jika perlu fasilitas pemotongan hewan yang tak perlu jauh jika saya membutuhkan.Sehingga cost produksi lebih efisien dan peluang pasar usaha saya bisa lebih terbuka. Kedua, beliau sahabatku juga sesungguhnya sedang ingin dibantu untuk meramaikan pasar yang ia kelola, sehingga kelak mampu berdampak dalam menyumbang peningkatan PAD.

Nah, kira-kira siapa yang sesungguhnya bakal dibantu, dan siapakah yang akan membatu dalam hal ini? Saya ataukah beliau sahabatku. Coba, renungkan sekali lagi dalam hal ini, saya seorang peternak (dikatakan besar masih sangat jauh, dikatakan mampu masih belumlah layak), sedang beliau adalah seorang kepala kantor pemerintahan. Tapi yang saya ingin tekankan dalam hal ini, saya bukan sedang ingin memetakan atau memposisikan, siapa punya kedudukan dan siapa yang kuat di antara kami.

Dalam konteks interaksi sosial, khususnya sektor ternak domba, bantu membantu terkadang bukan hanya terletak kepada si kuat kepada si lemah, si kaya kepada si miskin, si pejabat ke pada si rakyat, siapa menjadi dewa penolong dan siapa jadi yang tertolong. Kata bantu membantu sesungguhnya berangkat dari sebuah sisi kelemahan yang akan diatasi dengan sisi kekuatan yang sedang dimiliki tetapi belum dikelalo, sehingga tidak menghasilkan produktivitas.Dan keduanya memiliki potensi saling mengatasi. Sehingga jika kelak hubungan kerja sama itu pun terjadi, maka keduanya bakal saling terbantu terkait dengan kepentingan masing-masing yang saat ini tengah dihadapi.

Lagi-lagi...., lantas siapa yang berhak atas klaim membantu dalam hal ini? Pasti beliau sahabatku, karena ia mewakili pemerintah yang memang mengemban tugas dalam melayani kepentingan masyarakat banyak, dan yang biasanya memiliki fasilitas untuk bisa diperbantukan. Tetapi ketika kelak PAD meningkat, berkat retribusi yang saya bayarkan, apakah saya tidak berhak pula untuk meng-klaim bahwa sayalah yang membantu sahabatku? Dan yang pasti itu tak perlu diperdebatkan, karena semuanya belum terjadi.

Dalam soal bantu membantu semacam ini, sesungguhnya saya telah mempraktekan dalam usaha ternak domba yang saya kelola selama ini. Dua ratus lebih domba kami tersebar dan dikelola oleh sejumlah peternak mitra kami yang berada di wilayah Majalengka dan Subang Jawa barat. Modalnya juga patungan dari berbagai milik kawan.Yang pasti, kami bukanlah pengusaha besar dan kuat. Kami banyak kelemahan, tetapi kami punya harapan besar dan tekad kuat.

Lahan kami terbatas, orang kami juga sedikit. Kami ingin mencapai tingkat produktifitas dan keuntungan yang besar. Tapi kami tak bakal mampu mengelola modal domba yang sebegitu banyak, yang tak sebanding dengan luas lahan kami, yang tak sebanding dengan tenaga yang kami miliki. Maka, strategi kemitraan dalam model "paruh hasil" dengan peternak, kami jalankan.

Ketika saya berkunjung kelompok peternak mitra kami di sumur barang - Subang, saya mendapat panggilan bos. Entah, dengan dasar apa mereka memanggilku demikian. Apa karena saya datang ke sana membawa domba-domba yang cukup banyak sehingga saya layak dipanggil bos karena lebih kaya? Dan ketika saya datang di Desa Jatiwangi atau Pilangsari pun, mereka juga terkesan memposisikan saya pada level di atas mereka. Padahal benar-benar tidak demikian adanya.

Jika toh pada saat ini faktanya, para peternak mitra memelihara domba-domba yang saya bawa ke mereka, bukan berarti saya yang membantu mereka sepenuhnya. Walaupun terkadang mereka merasa sangat terbantu. Namun sesungguhnya pula, kamilah yang selama ini mencari peternak semacam mereka, untuk membantu kami dalam mengatasi kelemahan yang kami hadapi. "Coba bayangkan jika skema itu sungguh terjadi. Saya tidak perlu susah-susah ngarit dan angon, tidak perlu repot membuat dan menjaga kandang, tetapi kami memanen hasilnya?" Kadang dalam batin saya bertanya, apakah mereka benar-benar merasa terbantu dengan kehadiranku.  

Memang kata bantu membantu tidak sekadar hanya siapa membawa apa, siapa menerima apa. Apalagi dalam konteks usaha, siapa yang membantu dan dibantu sangat tipis bedanya. Dan perlu pula kita sadari, jika kelak pemerintah memberikan bantuan kepada sekelompok masyarakat, apakah ia tidak juga tidak sedang membawa kepetingan mereka? Coba bayangkan jika program mereka gagal, apakah mereka merasa berhasil dan tidak menanggung rugi?

Jadi pada prinsipnya, kata bantu membantu lebih pada saling adanya kepercayaan dan kerelaan masing untuk menikmati keuntungan jika berhasil, dan menanggung resiko tatkala gagal, dengan segala sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Tetapi jika ada kepentingan di luar itu, saya pastikan bahwa hal tersebut tidak lebih dari upaya dalam kategori kriminal.

Jangan takut untuk terus menjadi peternak domba garut maupun domba lokal.

: Ki Juru Kandang.

Komentar

Postingan Populer